Setting Dasar Revit Architecture

Menggunakan Revit Architecture sama halnya dengan membentuk bangunan secara sistematis. Objek-objek dalam revit perlu kita sesuaikan propertiesnya agar mewakili objek bangunan yang sesungguhnya diperlukan proyek. Dengan demikian data-data serta ruang lingkup gambar dapat mendukung proyek secara utuh tanpa ada kerancuan yang dapat menimbulkan masalah dikemudian hari.
Oke pertama kita akan siapkan setting hal-hal dasar yang berkaitan dengan data-data, cara kerja proyek serta standar yang digunakan oleh proyek. Pertama-tama adalah konfigurasi unit yang akan kita gunakan. Masuk ke tab setting dan project units.

Project Units




Length : Satuan panjang yang digunakan, apakah proyek menggunakan milimeter (mm), centimeter (cm) atau meter (m). Secara default setting yang digunakan adalah feet and inch yaitu satuan standar Amerika, karena itu perlu kita ganti untuk kemudahan pengerjaan. Penulis menggunakan cm.
Area : Satuan luas sebagai data-data estimasi, terapkan menjadi meter persegi atau square meter yang sesuai dengan standar kita.
Volume : Satuan volum atau isi, terapkan menjadi meter kubik atau cubiq meter.
Angle : Sudah sesuai, yaitu derajat.

Dibagian bawah terdapat option slope dan decimal symbol. Terapkan slope degree dan point atau comma untuk simbol desimal. Klik OK





 Lalu kita dapat menyetel Project Information yang juga di tab settings.


Project Information




Energy Data : Bisa dibiarkan atau diisi jika perlu
Project Issue Date : Tanggal penyerahan dokumen project
Client Name : Nama klien
Project Address : Alamat Proyek
Project Name : Nama Proyek
Project Number : Nomor Proyek

Data-data diatas merupakan opsi untuk kelengkapan data gambar, dapat pula dibiarkan namun jika diisi akan berguna nanti ketika kita menyusun data gambar berdasarkan lembar gambar dimana terdapat data-data diatas. Jika data-data tersebut sudah diinput, maka penjelasan akan muncul pada tiap lembar gambar yang akan kita print berapapun lembar yang kita buat tanpa menginput satu persatu secara manual. Dan keunggulan sistem revit jika data sewaktu-waktu kita ubah maka seluruh lembar gambar akan terupdate otomatis.




Setting Materials



Disini kita dapat menyiapkan material-material yang akan digunakan dalam proyek. Ini dapat kita update kapan saja dan dapat dibuat ketika membentuk masing-masing elemen. Namun jika menyiapkannya lebih awal kita akan terbantu ketika membentuk objek dalam proses desain.

Pada jendela setting material terdapat dua kolom utama yaitu nama material yang sudah terdapat material standar bawaan yang langsung dapat digunakan seperti kaca, kayu, beton, bata, dll. Atau kita dapat memodifikasi sendiri dengan membuat baru. Klik satu material kemudian klik duplicate pada yang berada dibawah. Akan muncul pemberian nama baru material yang akan kita buat. Beri nama lalu ubah settingannya dikolom sebelah kanan.



Shading : Tampilan warna yang terlihat di tampilan 3d
Surface Pattern : Arsiran permukaan objek. Akan muncul pada permukaan benda. Misal untuk dinding dapat kita biarkan polos, tapi untuk ubin dapat kita buat kotak-kotak, paving atau beton dapat memiliki arsiran yang tampak dipermukaannya.
Cut Pattern : Arsiran potongan objek. Ini yang sangat sering digunakan, dimana material objek ketika membuat gambar potongan maupun detail akan menampilkan jenis material berdasarkan jenis arsirannya.



Selain itu pada kolom sebelah kanan juga terdapat tab Physical & Identity. Tab Physical sering saya biarkan jika tidak menggunakan Revit untuk merender, namun tab identity dapat kita isi sebagai kelengkapan data material sesuai kebutuhan.



Phasing

Setting ini dapat dibilang jarang digunakan, tetapi sebenarnya cukup penting karena disini kita dapat membuat rencana pembangunan terdiri dari beberapa tahap. Tahapan pembangunan dapat berupa eksisting yaitu keadaan awal bangunan misal proyeknya adalah renovasi atau penambahan, New Construction sebagai rencana bangunan yang akan ditambahkan. Dapat juga kita menambahkan fase 2, 3 dst jika rencana proyek memang dipisahkan.



Kegunaannya adalah kita dapat menginformasikan dengan jelas bagian mana yang akan dibongkar jika proyek tersebut adalah renovasi, bagian mana yang akan dibangun lebih dahulu, serta bagian mana yang pembangunannya tergantung bagian lain. Karena itu kemudahan kita dapatkan ketika menyusun anggaran seperti bongkaran, anggaran tahap 1, dst. Serta pasti memberikan kemudahan dalam menyusun rencana kerja proyek.




Tab Phase Filters & Graphic Overrides merupakan pengaturan tampilan objek untuk membedakan tahap-tahap tersebut. Ini dapat dibiarkan dulu jika belum perlu.



Setting Line Styles



Pengaturan tebal garis, warna serta pola garis dapat kita sesuaikan jika standar proyek memerlukan jenis-jenis garis yang khusus. Penulis biasanya menggunakan standar dari Revit karena sudah cukup baik.


Setting Line Weights atau Tebal Garis



Pengaturan tebal garis berdasarkan skala gambar pada kertas, gambar perspektif dan notasi. Ini juga penulis biarkan sesuai standar Revit.



Setting Line Pattern atau Pola Garis


Disini kita dapat menyesuaikan lebih detail mengenai pola garis, serta dapat membuat baru pola garis jika dibutuhkan proyek. Ini juga penulis terima apa adanya.


Manage Place and Locations


Ini keterangan tentang lokasi proyek, dapat diisi berdasarkan kota besar serta Lattitude dan longitudenya. Gunanya adalah agar analisis cahaya matahari dapat lebih presisi sesuai lokasi dan tiap jamnya. Pengaturan dapat dilanjutkan ke Sun and Shadows Settings yang dapat anda praktekkan sendiri dan akan terlihat pada tampilan tampak maupun 3d perspektif.






Site Settings


Pengaturan lahan yang dapat disesuaikan dengan data survey lahan dan kontur.




Dimensions Settings


Setting garis dimensi, yang sudah umum dijumpai para pengguna Autocad maupun Microstation. Disini dapat disetel jenis garis, font angka, serta simbolnya.



Setting Snaps


Ini juga sudah akrab dijumpai para pengguna Autocad, yaitu titik-titik objek yang berfungsi seperti magnet agar poin-poin koneksi gambar dapat bertemu secara presisi.



Setting Nama View & Level

Pengaturan ini dapat dilakukan dengan langsung mengklik kanan nama-nama view yang terdapat di Project Browser. Misal nama Level 1 dapat kita ganti dengan Lantai 1, Lantai 2, dan seterusnya.
Tampak bangunan atau Elevation juga penulis biasanya langsung menggantinya, South diganti dengan Tampak Depan, North diganti dengan Tampak Belakang, East diganti dengan Tampak Samping Kanan, West diganti degan Tampak Samping Kiri.







Selanjutnya kita buka salah satu tampak misal Tampak Depan dengan mengklik ganda, akan muncul garis-garis level bangunan, awalnya hanya terdapat dua level yaitu Level 1 dan Level 2, yang sudah diganti dengan Lantai 1&2. Pada bagian bawah teks lantai terdapat angka yang menunjukkan elevasi atau ketinggian, dapat kita sesuaikan dengan mengklik angka lalu ubah sesuai proyek.



Jika bangunan proyek kita lebih dari 2 lantai kita dapat membuat level baru dengan mengklik tool Level pada tab atas, lalu klik dilayar gambar sebelah kiri, arahkan kekanan. Setelah muncul dapat kita sesuaikan ketinggian dengan mengubah angkanya.



Demikian setting dasar Revit Architecture yang perlu kita siapkan sebelum memulai mengerjakan desain. Memang tidak semudah software gambar konvensional, namun manfaat jangka panjang dalam pengerjaan desain proyek akan dirasakan oleh tim arsitek maupun drafter karena koordinasi serta data-data gambar dapat disingkronkan dengan mudah sehingga meminimalisir adanya perdebatan yang diakibatkan salah komunikasi. Serta pengerjaan tahap lanjut juga akan dimudahkan karena adanya settingan awal ini. Semoga bermanfaat.

Simak Video Tutorialnya Berikut :